Tabalong – Membludaknya tambahan pasien positif pada 21 Juni 2020, bepotensi menjadi kluster baru penularan virus corona di Tabalong. Penambahan tersebut bida dikatakan Tabalong sudah masuk dalam kartegori tranmisi lokal penularan.
Namun seiring meningkatnya kurva pandemi di tabalong saat ini, Tim Gugus Tugas masih tidak akan melakukan rapid maupun swab massal, seperti yang dilakukan daerah lainnya di kalimantan selatan.
Juru Bicara Gugus Tugas P Dua Covid Nineteen Tabalong,Dokter Taufiqurrahman Hamdie menjelaskan, tidak di lakukannya rapid maupun swab massal tersebut, dikarenakan tim gugus tugas tabalong, saat ini masih mampu menelusuri penularan tepat pada sasaran.
Dokter Taufiq juga mengatakan, rapid maupun swab masal bisa berakibat fatal terhadap pemborosan dana operasional gugus tugas. Terlebih jika perlakuan tersebut dilakukan meleset dari perkiraan.
“Contoh saja jika kita melakukan rapid massal 1000 orang, nah biayanya 1 swab sekitar 250 ribuan, nah kita bisa bayangkan uang sebanyak 250 juta yang positif dari 1000 cuman dapat 50, berarti kan cuman 950 yang negative, itu pemborosan operasional kita nah oleh karena itu kita lakukan swab maupun rapid itu,berdasarkan hasil penyelidikan epidomologi melalui tracking maupun kontak eratnya jadi kalau kami sudah tidak mampu lagi melakukan tracking karna banyaknya kasus, baru lah dilakukan kegiatan seperti swab massal tersebut. “ kata dr. Taufiq
Giatnya tracking kasus yang dilakukan tim gugus tugas tabalong saat ini, menjadikan wilayah Tabalong termasuk wilayah yang ketat dalam menelusuri penularan di Kalimantan Selatan. (Rangga)